Anak-anak memiliki karakteristik yang unik, gaya belajar yang berbeda-beda, dan kemampuan yang beranekaragam
Senin, 15 Februari 2016
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Perkembangan
Motorik
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan
motorik pada usia tertentu menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat
lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan
motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang
terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu,
anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga
yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik terbentuk sejak periode prenatal atau dalam kandungan. Perkembangan fisik manusia meliputi berbagai aspek yang dipengaruhi sistem dan fungsi organ tubuh. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi. Sistem tulang dan otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik. Sistem hormonal atau endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku, emosi dan kepribadian,.
Perkembangan
motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf
pusat atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat berperanan
dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap gerakan yang
dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang
mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan
motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi Keterampilan
atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun
tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi
seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola
serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit yang mempunyai kemapuan lebih dalam berolahraga, tetapi juga terdapat pelukis yang dapat memainkan kuas diatas kanvas karena kemampuan motorik halusnya yang demikian baik. Jensi kelamin juga pun memiliki pengaruh dalam hal ini, anak perempuan pada usia sekolah mempunyai kelenturan fisiknya sekitar 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Sistematika motorik anak adalah dijelaskan Dynamic System Theory yang mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Kemampuan motorik anak berkaitan erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri. Anak yang memiliki kemampuan motorik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Peranan kemampuan motorik pada anak juga berpengaruh terhadap dorongan anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan komputer, bermain bola bola atau memainkan alat elektorik atau mainan lainnya..
Dengan
kemampuan motorik baik, anak lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekolah. Kemampuan beradaptasi tersebut
adalah anak dapat lebih dapat berteman dengan sesame saat melakukan
aktifitas dengan minat yang sama dengan bermain bola atau menggambar.
Sehingga dengan perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak
dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang
tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman
sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang
terpinggirkan.
Deteksi
Dini Kemampuan Motorik Anak
Deteksi dini dan pemantauan perkembangan motorik anak dengan melakukan tes Denver. Tes ini membagi perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak, apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak. Apakah anak sesuai dengan perkembangan anak sudah sesuai dengantahapan perkembangan usianya.
Deteksi
Dini kemampuan Motorik Halus dan motorik kasar
Usia
1-2 tahun
Motorik
Kasar
|
Motorik
Halus
|
• merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah • berjalan cepat • cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • merangkak di tangga • berdiri di kursi tanpa pegangan • menarik dan mendorong benda-benda berat • melempar bola |
• mengambil
benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan • menyusun menara dari balok • memindahkan air dari gelas ke gelas lain • belajar memakai kaus kaki sendiri • menyalakan TV dan bermain remote • belajar mengupas pisang |
Usia
2-3 tahun
Motorik
Kasar
|
Motorik
Halus
|
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola • memanjat meja atau tempat tidur • naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki |
• mencoret-coret
dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan • memegang pensil • belajar menggunting • mengancingkan baju • memakai baju sendiri |
Usia
3-4 tahun
Motorik
Kasar
|
Motorik
Halus
|
• melompat
dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan • menangkap bola besar • mengendarai sepeda • berdiri dengan 1 kaki |
• menggambar
manusia
• mencuci tangan sendiri • membentuk benda dari plastisin • membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi |
Usia
4-5 tahun
Motorik
Kasar
|
Motorik
Halus
|
• menuruni
tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur • melompati rintangan • melempar dan menangkap bola • melambungkan bola |
• menggunting
dengan cukup baik
• melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan isinya • memasikkan benang ke lubang besar |
Tahap
Perkembangan Motorik Anak Secara Umum
Usia
|
Tahap
Perkembangan
|
Tiga
tahun
|
Berdiri
di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
Berdiri
di atas kaki lainnya selama beberapa saat
Menaiki
dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada
peganngan tangga
Berlari
berputar-putar tanpa kendala
Melompat
ke depan dengan dua kaki 4 kali
Melompat
dengan salah satu kaki 5 kali
Melompat
dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
Menendang
bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
Menangkap
bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
Mendorong,
menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga
Mempergunakan
papan luncur tanpa bantuan
Membangun
menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
Menjiplak
garis vertical, horizontal dan silang
Menjiplak
lingkaran
Mempergunakan
kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
Memegang
kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk
memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua
bagian.
|
Empat
tahun
|
Berdiri
di atas satu kaki selama 10 detik
Berjalan
maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6
kaki
Berjalan
mundur dengan ibu jari ke tumit
Lomba
lari
Melompat
ke depan 10 kali
Melompat
kebelakang sekali
Bersalto/
berguling ke depan
Menendang
secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun
dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan.
Dengan
dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki
Melempar
bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6
kaki darinya
Membangun
menara setinggi 11 kotak
Menggambar
sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang lain
Mempergunakan
gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
Menjiplak
gambar kotak
Menulis
beberapa huruf
|
Lima
tahun
|
Berdiri
di atas kaki yang lainnya selama 10 detik
Berjalan
di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping
Melompat
ke belakang dengan dua kali berturut-turut
Melompat
dua meter dengan salah satu kaki
Mengambil
satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
Menangkap
bola tennis dengan kedua tangan
Melempar
bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
Mengayun
tanpa bantuan
Menangkap
dengan mantap
Menulis
nama depan
Membangun
menara setinggi 12 kotak
Mewarnai
dengan garis-garis
Memegang
pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari
Menggambar
orang beserta rambut dan hidung
Menjiplak
persegi panjang dan segi tiga
Memotong
bentuk-bentuk sederhana.
|
Dalam
penelitian yang dilakukan Widodo Judarwanto seringkali seorang anak
lebih dominan pada salah satu kemampuan motorik halus atau atau
motorik kasar. Dalam peneilitian tersebut didapatkan 2 kelompok besar
anak dengan kemampuan dan karakteristik tertentu.Bila seorang
mengalami gangguan motorik kasar biasanya seringkali diikuti oleh
gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan
sensoris.Gangguan sensoris yang terjadi adalah sensitif terhadap
rangsangan suara (frekuensi tinggi) , rangsangan cahaya (silau) dan
rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik).
Pada gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki anak sering
mengalami jalkan jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik
dapat dilihat pada aloas kali yang dipakai seringkali menipis tidak
rata. Kondisi inilah yang sering terjadi anak terlambat jalan atau
mempunya kontribusi kelainan kaki berbentuk O atau X. Pada anak yang
mengalami gangguan motorik halus biasanya seringkali disertai
gangguan konsentrasi tetapi mempunyai kemampuan kecerdasan motorik
kasar atau olahtraga yang baik/
1. Karakteristik Anak dengan Kecerdasan Motorik Kasar Baik
Kemampuan
berjalan cepat mengikuti fase duduk dan merangkak sesuai usia yaitu
6-8 bulan
Sangat
senang berolah raga yang berkaitan dengan kaki khususnya sepakbola
dan berlari. Biasaya anak dalam kelompok ini menyenangi hampir semua
jenis olah raga
Biasanya
anak lebih senan bermain di luar rumah tidak senang aktifitas di
dalam rumah
Prestasi
olahraga sangat bagus
Mempunyai
kendala dalam aktifitas motorik halus seperti menulis, menggambar dan
kerajinan tangan.
Tidak
senang dengan aktifitas membaca dan kerajinan tangan.
Kelebihan
semua olahraga akan berprestasi baik kecuali apada beberapa kasus
olahraga dengan kemampuan tangan dan senam tidak optimal.
Harus
sering dilatih ketrampilan halus seperti melukis , menggambar atau
bermain permainan motorik halus
Harus
dioptimalkan kemampuan kecerdasan motorik kasarnya seperti olahraga
agar berprestasi
2. Karakteristik Anak dengan Kecerdasan Motorik Halus Baik
Kegiatan-kegiatan
seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah
dan lebih baik dilakukan.
Kemampuan
berjalan agak terlambat. Demikian pula kemampuan motorik lainnya
terlambat seperti bolak-balik, duduk atau merangkak tidak sesuai
usia. Bahkan biasanya anak tidak mengalami fase merangkak.
Sering
mengalami gangguan motorik kasar biasanya seringkali diikuti oleh
gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan
sensoris
Pada
usia di bawah 2-3 tahun bila berjalan sering sempoyongan, sering
tersandung atau terjatuh dan bila jatuh sering terbentur kepala.
Padahal anak lainnya bial jatuh jarang terbentur kepalanya.
Sering mengalami masalah gangguan saluran cerna terutama saat bayi dengan keluhan utama sering muntah, Gastrooesepageal refluks dan gangguan cerna lainnya seringkali.
Biasanya
penderita ini juga mengalami gangguan koordinasi motorik mulut
seperti keterlambatan bicara, gangguan berbicara (cadel, mengucapkan
kata yang tidak jelas atau hanya ujung-ujungnya) dan mengalami
gangguan mengunyah dan menelan. Gangguan mengunyah dan menelan ini
diistilahkan dengan picky eaters atau pemilih. Biasanya makanan yang
sering dihindari atau tidak disukai adalah sayur tertentu seperti
kangkung, sawi, empal daging sapi atau nasi atau makanan lain yang
berserat. Makanan yang disukai adalah mi, telor, daging ayam, sayur
tertentu seperti wortel, brokoli, bayam, kentang, krupuk, biscuit
atau makanan yang remnyah, “kriuk” atau crispy lainnya. Hal ini
terjadi bukan karena suka tidak suka tetapi masalah makan yang udah
dikunyak atau tidak. Biasanya kelompok anak seperti ini sering
terjadi pada penderita alergi dan intoleransi makanan
Gangguan sensoris yang terjadi adalah sensitif terhadap rangsangan suara (frekuensi tinggi) , rangsangan cahaya (silau) dan rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik). Pada gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki anak sering mengalami jalkan jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik dapat dilihat pada aloas kali yang dipakai seringkali menipis tidak rata. Atau posisi kaki tidak baik seperti bentiuk ”O” atau ”X”.
Tidak menyenangi olahraga atau aktifitas berlari. Biasanya anak lebih nyaman bermain dalam rumah tidak senang aktifitas di luar rumah
Senang
bermain game atau computer atau membaca
Harus
sering dilatih ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti
bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok
titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau
berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk,
tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan
gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap.
Harus
dioptimalkan kemampuan kecerdasan motorik kasarnya seperti olahraga
agar berprestasi
Olahraga yang berkaitan dengan ketrampilan tangan berpotensi dapat berkembang seperti basket. tennis, golf, tennis meja atau bulutangkis.
Stimulasi
dan intervensi Sejak dini
Stimulasi
yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan
motorik anak
adalah:
Lakukan
stimulasi dan permainan yang bersifat : kemampuan kontrol motorik
koordinasi mata dan tangan, kemampuan memecahkan persoalan, emampuan
mengikuti petunjuk dan arahan, kemandirian dan kepercayaan diri dan
melatih swensitivitas indra peraba.
Keterampilan
berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
Dan latihlah gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat
dan berlari.
Perkembangan
motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh
kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar
ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi
perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan
ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang
bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh
tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan
peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat,
koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga
bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu
pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi,
keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan
latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi
anak untuk membangun semua keterampilan ini.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Berlatih secara rutin keterampilan untuk menulis dan menggambar.
Latihan
ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan,
renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain
ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau berlatih
keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan
terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau
goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap.
Status
gizi dan asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan
motorik anak. Pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak
menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi.
Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik
di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang
gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama.
Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan
energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan,
dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang
tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya
selalu terlambat dalam perkembangan motor
milestone. Sebagai
contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam
pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi.
Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga
terjadi pertumbuhan badan yang terlambat.
Permainan yang sangat membantu mengasah kemampuan motorik halus si kecil, dan yang tak kalah penting mereka menyukainya. Salah satu contohnya adalah memasukkan kunci dalam celah.Caranya : Ambil lima kunci yang besarnya hampir sama. Buatlah sebuah celah pada tutup kaleng yang terbuat dari plastik. Celah ini harus cukup besar sehingga kunci akan lebih mudah masuk ke wadah dengan sedikit dorongan. Kemudian minta sikecil untuk memaskkan kunci-kunci ini ke dalam wadah melalui celah tutup. Kunci yang dimasukkan ini akan mengeluarkan bunyi bila terjatuh ke dalam dasar keleng. Tirukan secara verbal bunyi kunci yang jatuh ini. inta sikecil menjatuhkan semua kunci ini sampai semuanya berada dalam kaleng. Selanjutnya buka tutup kaleng, keluarkan semua kunci dan ulangi masukkan lewat celah seperti langkah awal di atas. Sebagai variasi benda-benda lain dapat digunakan. Misalnya kancing, uang logam dan benda-benda lain yang dapat masuk lewat celah. Benda-benda ini tidak hanya memberikan pengalaman baru untuk si kecil.
Kemampuan motorik setiap anak berbeda, pada umumnya anak yang mempunyai kemampuan motorik halus baik mengalami kemampuan motorik kasar yang kurang baik begitu juga sebaliknya. Secara umum terdapat kelompok anak dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan
Stimulasi
dan intervensi sejak dini untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan
motorik harus dilakukan sejak dini sesuai dengan kelebihan dan
kekurangannya.
Orangtua
harus dapat memahami dan mendeteksi kelebihan dan kekurangan
kecerdasan motorik anak sehingga dapat meningkatkan prestasi pada
kelebihannya tetapi sebaliknya dapat melatih kekurangannya agar tidak
lebih tertinggal.
Kelebihan motorik halus dan motorik kasar seorang anak bila terdeteksi sejak dini dan dilakukan stimulasi dan latihan lebih rutin sejak kecil akan menghasilkan prestasi besar sesuai dengan kelebihan tingkat motoriknya. Bila tidak dilakukan stimulasi dan latihan Ssejak dini hanya akan menghasilkan sekedar hobi bagi aktifitas yang digelutinya.
Langganan:
Postingan (Atom)
Workshop Aktivitas untuk Usia Dini
Bincang-bincang tentang aktifitas fisik untuk usia dini https://www.youtube.com/watch?v=VdAdddnLMKg
-
Meroda ( Ratslag ) Meroda atau gerakan baling-baling dilakukan ke samping untuk empat hitungan, tangan dan kaki berputar seperti bali...
-
ABC Running Drills Other than with strength training, how can running form and performance be improved? Because running has a neuromus...